Thursday 21 March 2019

Kerja Lembur, Yes or No ?

Kamu seorang karyawan yang terbiasa bekerja lembur ? 

Tentu saja bekerja sangatlah penting karena dengan bekerja maka kamu bisa memperoleh upah yang nantinya berguna untuk memenuhi kebutuhan hidupmu sehari-hari. Namun tak dapat dipungkiri jika setiap karyawan pasti pernah merasakan bekerja lembur. Sama halnya seperti aku, setelah sempat bekerja di beberapa perusahaan ternyata juga tak luput dari pengalaman bekerja lembur dan menurutku sesungguhnya masih sangat lumrah bahkan diperlukan sesekali. 

Sebelumnya, aku mau informasi sedikit mengenai maksud dari bekerja lembur itu sendiri. Merujuk dari situs Gajimu, bekerja lembur adalah jika waktu kerjamu melebihi dari 7 jam sehari untuk  6 hari kerja dan 40 jam dalam seminggu atau 8 jam sehari untuk 8 hari kerja dan 40 jam dalan seminggu atau waktu kerja pada hari istirahat mingguan dan atau pada hari libur resmi yang ditetapkan oleh Pemerintah (Pasal 1 ayat 1 Peraturan Menteri no.102/MEN/VI/2004). Berdasarkan informasi dari situs yang sama pula, aturan tentang upah dan waktu kerja lembur diatur dalam Undang - Undang no. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 78 ayat (2), (4), pasal 85, dan lebih lengkapnya diatur dalam Kepmenakertrans no.102/MEN/VI/2004. Perhitungan upah lembur juga didasari upah bulanan dengan cara menghitung upah sejam adalah 1/173 upah sebulan.

So, apakah kamu termasuk yang senang bekerja lembur atau tidak ? Jawabannya pasti akan berbeda-beda tergantung dari persepsinya masing-masing. Kemungkinan kamu akan menjawab "iya" jika kamu adalah seorang workaholic atau gila kerja sehingga kamu mendedikasikan hidupmu demi pekerjaan dan dipastikan akan siap bekerja lembur setiap kali dibutuhkan. Tapi kamu akan menjawab "tidak" jika kamu termasuk pribadi yang mau menjalankan pola hidup seimbang antara kehidupan pribadi maupun pekerjaan. 

Selama aku bekerja sebagai karyawan, berikut ini adalah beberapa kalimat yang seringkali kudapati jika ada obrolan yang menyinggung kata lembur : 
  • Tidak pernah lembur tandanya kerjaannya kurang banyak,
  • Karyawan yang baik itu seharusnya datang lebih awal dan pulang setelah bekerja lembur, 
  • Jika bosnya belum pulang seharusnya karyawannya tidak boleh pulang dan ikut membantu hingga larut malam.
Begitu kira-kira ungkapan secara garis besarnya yang entah itu berupa candaan atau hanya sekedar asumsi saja. Lucunya, ada bos yang apabila melihat karyawannya selalu pulang malam lalu menyatakan "Siapa yang suruh kalian pulang malam? Memangnya tidak bisa dikerjakan besok lagi?". Atau lain halnya jika kamu adalah karyawan baru yang khawatir untuk pamit pulang sehingga terbiasa pulang setelah bosnya memberikan perintah agar kamu pulang terlebih dahulu. Padahal jika saja kamu kreatif untuk bertanya saat sudah memasuki jam pulang kerja, "Apakah masih ada pekerjaan yang perlu saya bantu?", mungkin saja kebiasaan menunggu bos pulang tidak diperlukan lagi jika saja diberitakan sudah tidak ada pekerjaan urgent yang harus dikerjakan hari itu juga.

Jika kamu adalah seorang karyawan, sejatinya dalam bekerja haruslah mentaati segala aturan sesuai kontrak perjanjian kerja. Selain itu juga kamu harus memiliki komitmen dalam hal memberikan konstribusi yang baik bagi perusahaan. Salah satu contoh simpelnya adalah jika ada pekerjaan yang telah menjadi tugas dan tanggung jawabmu sebaiknya diselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, lembur sesekali tentu boleh-boleh saja apalagi jika kamu bekerja di perusahaan dalam bidang jasa seperti hospitally, hotel, IT, dan sejenisnya yang memang terkadang memerlukan penanganan secara ekstra. Jika alasannya demikian, kamu harus pahami trik-triknya agar tidak kebingungan membagi waktu yang baik selama bekerja.

Tips Mengatur Pola dan Waktu Kerja
1.  Waktu adalah investasi berharga di masa depan
Aku selalu mengingat pepatah "Waktu adalah Uang" jika sudah terlalu sering bekerja lembur di kantor. "Loh, maksudnya malah senang dengan banyak lembur maka banyak pula upah yang akan kamu terima?". Bukan pemikiran yang seperti itu melainkan waktu yang banyak kamu habiskan hanya di kantor saja seharusnya bisa lebih kamu manfaatkan untuk investasi di luar kantor seperti melakukan kegiatan/hobi berolahraga, kumpul bersama keluarga, hangout bersama teman-teman, atau beristirahat yang berkualitas seperti bisa tidur dengan minimal jam yang seharusnya pada malam hari.

2. Mengatur waktu tidak terbuang sia-sia
Dalam bekerja diupayakan agar tetap produktif tanpa harus menghilangkan waktu istirahatmu. Ada baiknya jika kamu sudah mengetahui apa saja yang perlu kamu kerjakan di hari itu agar waktu pengerjaannya diatur sedemikian rupa agar bisa selesai sesuai deadline. Beda halnya jika kamu jadi harus bekerja lembur karena di sela-sela waktu bekerja di pagi, siang, atau sore harinya malah dihabiskan dengan bergosip atau makan siang keluar kantor yang cukup jauh dan menyita waktu. Apakah kamu tidak kesal jika kamu yang sudah mengatur pola kerja dengan baik tapi malah dibandingan dengan karyawan yang terlalu sering bergosip ? Terlebih lagi jika kamu sudah cukup mengatur waktu dengan baik tapi mendapatkan cibiran tidak royal dan buruk dalam  hal teamwork karena tidak mau membantu rekan kerjanya yang terlalu sering bekerja lembur akibat kebanyakan gosip dan lebih banyak mengeluh?.

3. Membiasakan kerja cekatan tapi tidak terburu-buru
Bekerja cekatan maksudnya mampu mengerjakan pekerjaanmu sesegera mungkin tanpa perlu menunda-nunda sampai pekerjaannya terlanjur menumpuk. Walaupun demikian, diharapkan mengerjakan pekerjaannya tetap dilakukan dengan perencanaan agar hasilnya tetap sempurna. Dalam hal ini memang diperlukan strategi agar bekerjanya tidak terkesan seolah-olah sedang dikejar-kejar oleh waktu.

4. Evaluasi setiap hari
Ada baiknya kamu membuat catatan performa setiap harinya. Misalnya saja dengan memikirkan apa yang akan kamu benahi jika pekerjaan hari itu sedang tidak sebanyak biasanya atau kegiatan atau keperluan apa yang perlu kamu manfaatkan jika kamu sedang beristirahat.  Sembari beristirahat, jangan lupa ngemil-ngemil karena jika lapar biasanya pikiran akan buntu dan malah akan sulit berkonsentrasi. Nah, kebetulan aku suka bekerja sambil ngemil cemilan yang crunchy atau minuman dalam kemasan karena selain simpel juga kenyangnya hanya sementara sehingga saat makan siang tidak membuatmu kekenyangan atau jeleknya malah jadi overweight

Minuman ringan yang menyehatkan dari Heavenly Blush. No worry bekerja lembur

Begitulah beberapa tips yang bisa aku sampaikan. Tapi sudah paham trik-trik agar waktu lemburmu berkurang tapi masih merasa kewalahan karena pekerjaannya memang sangat banyak ? Sebagai seorang bos juga seharusnya mengerti jika tidak semua karyawan menginginkan bekerja lembur terlalu sering apalagi jika dilakukan secara sukarela sekalipun dia seorang yang berdedikasi tinggi serta mencintai pekerjaannya. Oleh karena itu, adapun beberapa cara agar karyawan bisa tetap betah bekerja lembur.

Cara Karyawan Betah Lembur
1. Kompensasi sepadan
Biasanya prihal kompensasi sudah tercantum di dalam perjanjian kerja sebelum kamu diterima. Misalnya upah lembur diberikan minimal 1 jam diluar waktu kerja normal 08.00 - 17.00 WIB atau jika bekerja saat weekend selain diberikan upah juga mendapatkan ongkos berupa transportasi atau makan. Dengan adanya upah yang layak maka karyawan tentu akan bekerja dengan maksimal.

2. Batasi jam kerja
Tahukah kamu jika terlalu sering menjalankan rutinitas bekerja lembur akan berdampak negatif bagi diri-sendiri ?  Misalnya saja stres, kurangnya me time, tidur tak cukup, daya penglihatan berkurang, dan berkurangnya nalar otak. Oleh karena itu, jika terlalu sering bekerja lembur tidak mustahil perusahaan malah akan ditimpa kerugian karena telah mengganggu produktivitas dan juga kesehatan karyawannya akibat kelelahan bekerja.

3. Memperkirakan waktu lembur
Di beberapa bidang pekerjaan, biasanya sudah ada yang mengetahui kapan seharusnya dibutuhkan bekerja lembur, apakah di setiap akhir bulan atau hanya di akhir tahun. Jika sudah diberitakan secara terbuka di awal perjanjian kerja, otomatis karyawan sudah memahami segala konsekuensi sehingga bisa langsung belajar mengelola waktu dan tidak akan kaget lagi begitu mendapati harus lembur.

4. Ciptakan suasana kerja yang menyenangkan
Aku yang dulu sempat bekerja di perusahaan dalam bidang perbankan dan juga asuransi, tentulah sangat sering bekerja lembur. Namun karena lingkungan kerja yang harmonis serta kolega yang ramah adalah alasanku bertahan dan tetap betah jika harus bekerja di luar jam kantor. Bahkan jika harus bekerja saat weekend agar suasana kerja tetap berlangsung fun, biasanya ada dress code seru sehingga sembari kerja juga bisa disempatkan berfoto-foto ria. Selain itu, bisa juga mengakhiri sesi bekerja dengan  menyantap makanan lezat dengan menu favorit masing-masing.  

Nah, itulah cara-cara yang bisa aku informasikan agar kamu tidak perlu resah jika harus bekerja lembur. Kelihatannya cukup mudah ya, namun jika tidak didasari dengan hati yang gembira ada kalanya kamu akan berteriak atau mulai berpikir untuk mengajukan permohonan meminta rekan kerja kepada bos agar dapat membantu mengatasi pekerjaanmu yang memang sudah melewati level kemampuanmu. Itupun tetap harus memperhitungkan budget perusahaan. Buruknya, jika permohonanmu tidak disetujui maka mulailah berpikiran untuk siap-siap mencari pekerjaan lain dan mengajukan resign demi memperoleh pekerjaan yang lebih baik dan bisa menikmati pola hidup lebih seimbang. Tapi ingat, segala pekerjaan akan lebih baik jika dilakukan dengan sungguh-sungguh, komitmen dan tanggung jawab agar kamu dapat menambah banyak wawasan serta pengalaman dalam bekerja.





No comments:

Post a Comment

Para Blogger Pasti Paham, Berikut 5 Alasan Blog Pribadi Tak Kunjung Update

 “Kok blog kamu jarang update , emang udah enggak aktif lagi, ya?” “Ngakunya blogger, tapi kok blog kamu malah jarang ter- update , sih?” ...