Friday 21 July 2017

Nutrisi Otak Untuk Pemulihan Anak Spesialku

Assalamualaikum ayah, bunda, dan semua pembaca sekalian.

Senang rasanya saat saya bisa menyempatkan diri untuk menulis di blog ini. Semoga isinya selalu bisa memberikan inspirasi dan informasi yang baik, ya 😊 

Seperti yang sudah saya infokan di postingan saya sebelumnya, saya adalah ibu dari anak berkebutuhan khusus yang seiring berjalannya waktu mulai banyak sekali jumlah anak yang memerlukan uluran tangan dan bantuan lebih dari anak-anak normal lainnya. Tentu banyak sekali faktor kemunculannya, bisa dari akibat terpapar virus sebelum sang ibu merencanakan kehamilan (TORCH), saat hamil si calon ibu malah terjangkit penyakit yang malah menularkan dan mampu memberikan dampak yang lebih vatal ke janin, saat awal mula kelahiran si bayi ternyata ada kendala / masalah yang membahayakan hidupnya, atau bisa jadi saat sudah lahir dan semula sehat namun si anak mengalami masalah yang menyebabkan kondisinya mulai menurun dalam artian pencapaian kognitif maupun perkembangan motorik selama hidupnya akhirnya terhenti atau tiba-tiba mengalami kemunduran menjadikan dirimnya perlu bantuan terapis untuk memperbaiki pola hidupnya. Dan masih banyak lagi yang saya pribadi belum mengetahuinya sebab-akibatnya.

Nah, saya sendiri saat sudah melahirkan tidak diberitahu kondisi anak saya secara detail (tersirat saja seperti bahasa dokter yang sepertinya hanya dokter saja yang akan paham). Walaupun saya sudah merasa (mungkin naluri ibu) bahwa anak saya saat terlahir ke dunia sangat unik wujudnya ketimbang bayi lainnya. Contohnya dari segi mukanya tampak seperti bayi down syndrome yang memang ciri fisik yang hampir terlihat sama, selain itu telapak tangan dan kakinya gemulai dan lentik tidak sekalipun pernah terlihat mengepal keras. Namun, masih saja saja berpikiran positif karena anak saya terlihat sehat saat dibawa pulang. Barulah terlihat kejanggalan dimulai pada usia masuk 5 bulan seperti tidak adanya kontak mata, belum bisa tengkurep, dan perkembangan lainnya yang seharusnya sudah bisa namun dia belum bisa juga. Neneknya meyakinkan saya bahwa setiap anak tumbuh kembangnya berbeda, tapi saya kekeh dan yakin kalau anak saya sepertinya bukan hanya memiliki masalah terlambat tumbuh kembang biasa.

Akhirnya saya mulai menanyakan kondisinya lebih serius kepada dokter spesialis anak dan mulai dirujuk untuk melakukan serangkaian pengecekan organ vitalnya seperti otak, jantung, paru-paru, sampai penglihatan, pendengaran, dll. Akhirnya anak saya dicap dengan beragam diagnosa yang membuatku sakit kepala, yang paling tidak saya terima adalah dikatakan tersangka syndroma dan cerebral palsy, cacat otak yang tidak bisa disembuhkan. Sungguh hancur saya mendengar dokter berkata seperti itu. Namun saya bangkit, tidak mau menyerah begitu saja karena anak ini bisa saja memiliki harapan yang tidak terkira.  Sejak itu anak saya saya daftarkan terapi, juga didaftarkan pijit tradisional, pengobatan tradisional seperti akupuntur, totok, juga tidak lupa asupan vitamin yang beraneka ragam fungsinya. 

Alhamdulillah, dengan ikhtiar kesembuhan atau paling tidak kemandirian anak saya, sedikit demi sedikit dia pun berkembang. Walaupun masih terbilang lamban dibandingkan seumurannya, tapi saya bersyukur anak saya tidak lebih mengkhawatirkan daripada anak-anak yang hanya bisa berbaring saja. Saya jadi semakin diingatkan untuk lebih bersyukur bahwa anak saya masih sehat, dan juga dikelilingi kerabat yang mau menerima serta membantu dalam hal doa, dukungan, bahkan uluran dana. 

Saat ini, selain rajin terapi seminggu sebanyak 3 x, anak saya juga sesekali saya daftarkan akupuntur. Bahkan sejak usianya 1 tahun saya sudah rajin memberinya herbal yang dipercaya baik untuk yang memiliki problem saraf pusat (otak). Brainking Plus namanya. Botolnya mungil, berisi cairan hitam pekat yang dapat diteteskan dengan pipet pada tutup botolnya. Rasanya yang cenderung manis tidak mempersulit saya meneteskannya ke anak saya. Oiya, tetesan akan lebih baik jika dilakukan di balik lidah yang dipercaya banyak saraf yang memiliki sifat lebih bisa cepat menyalurkannya ke yang sakit-sakit. 


Harganya terbilang tidak murah, namun dilihat dari bagaimana perkembangan anak saya dari awal dia mendapat serentetan diagnosa, serta serangkaian terapi, setelah diberikan herbal ini alhamdulillah mengalami perubahan yang lebih berarti dan berapapun dana keluar menjadi sungguh sebanding dengan hasil pencapaiannya. Ya, kesembuhan datangnya dari Allah, namun usaha dan ikhitar bisa dilakukan oleh semua umatNya.  Maka dengan dirajinkan terapi dan juga dibantu dengan herbal Brainking Plus, semoga perkembangan lebih maksimal lagi, aaamiiiin.

Ayah atau bunda sekalian mungkin ada yang ingin tanya-tanya sekedar sharing atau ingin mengetahui kondisi anak saya saat ini ataupun malah ingin konsumsi Brainking Plus juga untuk pribadi maupun anggota keluarga tercintanya. Brainking Plus dipercaya bisa memulihkan penyakit kronis lainnya seperti kanker rahim, diabetes, jantung, stroke, dll. Maka untuk lebih lengkapnya silahkan ya bisa kontak saya langsung ke 08179834863 (bisa wa). Dimulai dari memberikan manfaat yang baik semoga mendatangkan pula kebaikan untuk kita bersama, aaaminnn.

Semua testimonial bisa dilihat di http://tinyurl.com/bigkingscience atau bisa di website www.bkingscience.com

Demikian, terima kasih. 

Tuesday 18 July 2017

Suplemen Kesehatan, S.Lutena Andalanku..

Assalamualaikum wr.wb. Hai semua, apa kabarnyaaaa ? 

Waah, sudah lumayan lama juga saya ga nulis di Blog ini. Walau hanya beberapa kalimat saja, kali ini akan saya sempetin nulis eh ngetik, deh.. 😆 Semoga isinya bermanfaat, ya!.

Alhamdulillah saat ini saya sehat dan akhir-akhir ini saya mulai beraktifitas kembali menjadi wanita karir dari yang sebelumnya (sekitar setahun) saya menjalani tugas dan kewajiban saya (yang ternyata lebih lelah) sebagai ibu rumah tangga. Selain mengurus suami dan anak (baru 1 anak, sih, dan anak ini anak kebutuhan khusus), mengerjakan pekerjaan rumah dan segala pritilan yang menguras tenaga ternyata bisa kupercayai lebih membutuhkan banyak istirahat yan cukup. Apalagi seperti yang sudah saya beritahu bahwa anak saya adalah anak berkebutuhan khusus. Usianya saat ini masuk 2 tahun, dan dirinya pasti membutuhkan tenaga banyak orang dan juga waktu yang tidak diketahui hingga kapan untuk dapat memperoleh penanganan khusus dari beberapa pihak seperti keluarganya sendiri, terapis, dan juga beberapa spesialis dokter anak untuk membantu hidupnya mandiri maupun 'goal'nya adalah bisa memiliki kemampuan seperti anak seusianya (ini misteri Illahi). 

Nah, berhubung aku pernah merasakan antara menjadi wanita pekerja dan juga ibu rumah tangga, akhirnya aku bisa menentukan diriku harus bekerja. "Eh, loh, kenapa kerja lagi ?", "Ga sayang anak, ya ?", "Anaknya kan berkebutuhan khusus, gak apa-apa ditinggal ?", "Bukannya anaknya lebih membutuhkan ibunya ?", Kok malah kerja lagi , sudah bagus bisa jaga anak, kan ?".

Banyak pertanyaan yang datang kepadaku seperti contoh yang saya jabari tersebut setelah aku memutuskan bekerja kembali pada awal tahun 2017. Alhamdulillah-nya saya diberikan kesempatan dan rezeki oleh Allah SWT untuk bekerja di tempat yang dekat dengan tempat sekarang saya tinggal, yakni di rumah orang tua (aduh, ketahuan masih numpang..).

Tapi, keputusan saya ini jelas setelah proses pemikiran yang panjang dan berujung dengan solusi : "Oke, saya harus kerja lagi!". Dan alasannya adalah selain saya bukan istri dari seorang jutawan alias hanyalah istri seorang karyawan biasa, jelas kondisi keuangan yang jadi pikiran utama saya. "Loh, bukannya rezeki suami-istri sudah ada jaminannya ? " Yaaaaa, pertanyaan ini gak bisa saya anggap salah juga. Cuma, saya berpikiran realisitis saja kalau rezeki berkecukupan, Inshaa Allah tercukupi. Tapiiiiii, kebutuhan lain-lainnya anak berkebutuhan khusus itu ada banyak sekali. Misalnya, biaya ke dokter untuk periksa kondisi kesehatannya seperti cek darah, mata, jantung, ortopedi maupun kondisi yang dianggap dokternya memiliki kelainan tertentu yang perlu dikontrol secara rutin. BPJS? Bisa saja, tapi kan gak semua bisa dicover. Pasti ada saja yang perlu membutuhkan dana konkrit. Dan lagi jika saat kondisi anak sedang kritis, antrian BPJS yang terkadang tidak masuk akal bisa jadi option kedua sehingga dana pun akhirnya perlu keluar secara mendadak. 

Kemudian biaya terapi, yang alhamdulillah sekarang bisa dicover BPJS. Namun itupun masuk sistem antrian dulu (Waw, dari sini ketahuan ternyata anak berkebutuhan khusus ada banyak sekali, ya.). Jadi, bagi saya yang sangat mengerti arti penting 'golden age' pada anak, terapi yang masih dalam masa antri tersebut jika menggunakan BPJS akhirnya harus rela mengeluarkan dana sendiri terlebih dahulu di tempat terapi lain yang non BPJS. Dalam hal ini walaupun tidak rutin dan sambil melihat kondisi keuangan yang ada, biasanya saya ganti pula dengan pengobatan alternatif seperti akupuntur, totok saraf, dll. 

Namanya juga usahaaaaa.. Walaupun banyak yang bilang anak saya tidak akan mungkin bisa sama seperti anak lainnya tapi optimis itu perlu sekali. Minimal sampai anaknya mampu hidup mandiri, sehingga di kemudian hari, kami sebagai orang tua tidak perlu mengkhawatirkan kehidupannya kelak.

Oiyaaa, baru dimulai dari bulan ini, saya memberikan anak saya suplemen makanan yang saya yakini bisa menambah asupan gizi anak saya yang bisa dibilang menderita masalah pada otak, istilahnya adalah 'Cerebral Palsy'. Anak-anak dengan kondisi ini biasanya bermasalah dengan sistem pencernaan jadi cenderung susah makan, susah naik berat badan, sehingga badannya kuruuuuus sekali. Nah, suplemen ini namanya S.Lutena.

S.Lutena sendiri aslinya ada nama lainnya juga, S. Lutein dan Super Lutein. "Kenapa beda nama ? Apa palsu ?". Usut punya usut sebenarnya ketiganya memiliki khasiat yang sama dan juga diproduksi dari negara yang sama juga, yaitu negara Jepang. Jadi cuma namanya saja yang berbeda tergantung di negara mana suplemen ini dijual. Karena dijual di berbagai negara, naaah yang di Indonesia ini namanya S.Lutena karena (katanya) tidak diperbolehkan ada kata 'super' pada sebuah produk dan tidak boleh dipergunakan kata 'lutein' karena ini adalah sebuah kandungan (80% untuk mata).

Anak saya memang bermasalah dengan mata, selain minus, sarafnya terutama saraf mata kiri kurang berfungsi. Itulah mengapa saya memilih suplemen S.Lutena ini karena kandungannya yang banyak mengandung lutein ini dinyatakan sangat bagus untuk memperbaiki fungsi mata. Setelah mulai membeli S.Lutena, saya pun mendapatkan brosur serta beragam info dari si agen penjualnya. Setelah mencoba mengkonsumsikan ke anak saya selama hampir 2 minggu, akhirnya saya pun melihat beberapa manfaat yang muncul secara perlahan. Selain itu, saya juga tertarik membagikan info manfaat S.Lutena ini ke khalayak. Eh, eh, bisa juga untuk proses pemulihan beragam penyakit juga. Naaah, makanya hebat kan, apalagi suplemen ini dari negera Jepang yang terbukti paling oke dalam hal gaya hidupnya.

Semoga dengan adanya tulisan blog ini, Bapak/Ibu sekalian yang membaca juga penasaran dan tertarik mengkonsumsinya. Kalau mau info produknya lebih lanjut atau ingin coba konsumsi, boleh hubungi saya ke 08179834863. Dijamin asli karena tidak mungkin saya membeli yang palsu padahal saya mengikhtiarkan juga ke anak saya yang berkebutuhan khusus. Semoga info yang bermanfaat ini dapat memberikan sejuta kebagian dan rezeki kepada kita semua, aaaamiiiin. Demikian, wasalam wr.wb.


Salam, 
Aku (@arkina_mei , @xantriga , @iroiro_stuff )



   

Para Blogger Pasti Paham, Berikut 5 Alasan Blog Pribadi Tak Kunjung Update

 “Kok blog kamu jarang update , emang udah enggak aktif lagi, ya?” “Ngakunya blogger, tapi kok blog kamu malah jarang ter- update , sih?” ...